Senin, 07 Maret 2011

Jejaring Sosial untuk Revolusi

Internet adalah suatu jaringan komunikasi global yang dapat menghubungkan semua orang dibelahan bumi manapun. Internet membuat semua orang dapat menciptkan terobosan-terobosan yang inovatif. Jejaring sosial atau social network adalah suatu inovasi paling mutakhir dalam dunia internet.

Mulai dari anak SD sampai orang-orang dewasa saat ini sudah bergabung dalam jejaring-jejaring sosial yang ada seperti Facebook dan Twitter. Didalam kedua jejaring ini kita dapat menjalin kembali persahabatan yang terjalin sejak kecil, mencari persahabatan baru, berbagi informasi atau mungkin mencari pasangan.

Bagaimana jadinya jika jejaring sosial digunakan untuk menurunkan suatu pemimpin bangsa. Bukan hal yang aneh saat ini kita mendengar akhir-akhir ini perang untuk menurunkan seorang pemimpin muncul di media elektronik maupun media cetak. Lalu kalau begini masih positifkah adanya jejaring sosial.

Mesir adalah salah satu negara yang ber-revolusi akibat jejaring sosial. Dimulai dari Facebook hingga akhirnya masyarakat yang selama beberapa dekade terakhir dipimpin oleh Presiden Hosni Mubarak akhirnya turun ke jalan. Demonstrasi-demonstrasi hingga perang berdarah yang menewaskan banyak orang. Mulai dari perang antara para demonstran dengan pihak keamanan hingga perang antara demonstran pro dan kontra Hosni Mubarak terjadi.

Walau pada akhirnya Presiden Hosni Mubarak mundur dari masa jabatannya akibat demo besar-besaran tapi tidak dipungkiri semua berawal dari sebuah Jejaring Sosial. Akibatnya saat ini banyak negara-negara lain yang mulai gerah dengan tingkah Pemimpinnya mulai merancang suatu revolusi berbasis Jejaring sosial.

Revolusi dengan jejaring sosial ini mulai membuat beberapa negara khawatir dengan guncangan dari warganya, sehingga beberapa negara tersebut mulai memblokir akses ke Facebook dan Twitter. Tapi benarkah tindakan negara tersebut.